MENGENAL
TRANSLATOR, COMPILER, INTERPRETER
DAN
ASSEMBLER
1.
TRANSLATOR
A.
Pengertian Translator
Penterjemah atau translator adalah seseorang atau tim yang bertugas dalam
menterjemahkan suatu file, data maupun bahasa kedalam format yang diinginkan klien
atau perusahaan dimana dia bekerja. Penerjemah terutama bekerja dengan hal hal
bisnis, teknis, hukum dan bahan-bahan tertulis ilmiah termasuk surat-surat,
laporan, artikel, buku dll.
Pekerjaan mereka menggabungkan:
- Membaca & menterjemahkan dokumen
- Menulis dan mengedit salinan
- Mempersiapkan ringkasan
- Konsultasi klien
- Mengembangkan kontak dan menggunakan program komputer terjemahan
B. Beberapa
bisnis yang memerlukan jasa penterjemah / Translator
- Perusahaan penerjemahan
- Organisasi komersial dan industri
- Layanan Sipil
- Badan-badan internasional
Banyak
penerjemah diri dipekerjakan secara freelance, dibayar per kata sesuai dengan
bahasa sehingga pendapatan dapat bergantung pada kecepatan penerjemahan.
Perusahaan penerjemahan spesialis dan lembaga biasanya lebih memilih staf yang
berpengalaman. Direktori dan daftar anggota yang diterbitkan oleh Institute
Ahli Bahasa dan Institut Terjemahan dan Alih dapat memberikan informasi kontak
yang berguna untuk jaringan dan aplikasi spekulatif.
C.
Kualifikasi dan pelatihan yang dibutuhkan
Gelar bahasa biasanya persyaratan minimum akademik untuk masuk dalam bidang
pekerjaan ini. Untuk lulusan tanpa latar belakang yang relevan, atau untuk
lulusan bahasa yang studi tidak termasuk terjemahan, kualifikasi terjemahan
pascasarjana diperlukan. Bidang keahlian, seperti pengetahuan ilmiah, teknis
atau hukum dapat bermanfaat.
D. Kemampuan
yang dibutuhkan translator /penterjemah
- Kemampuan untuk bekerja dengan tenggat waktu
- Pengetahuan umum yang baik
- Fasih dalam bahasa tertentu (khususnya bahasa internasional yaitu bahasa inggris ) baik lisan dan tulisan
- Kefasihan dalam beberapa bahasa, setidaknya dua bahasa asing
- Keterampilan IT
2.
INTERPRETER DAN COMPILER
Interpreter adalah perangkat lunak yang mampu mengeksekusi code program
(yang ditulis oleh programmer) lalu menterjemahkannya ke dalam bahasa mesin,
sehingga mesin melakukan instruksi yang diminta oleh programmer tersebut.
Perintah-perintah yang dibuat oleh programmer tersebut dieksekusi baris demi
baris, sambil mengikuti logika yang terdapat di dalam kode tersebut. Proses ini
sangat berbeda dengan compiler, dimana pada compiler, hasilnya sudah langsung
berupa satu kesatuan perintah dalam bentuk bahasa mesin, dimana proses
penterjemahan dilaksanakan sebelum program tersebut dieksekusi.
Sedangkan Compiler sendiri adalah program sistem yang digunakan
sebagai alat bantu dalam pemrogaman.Perangkat lunak yang melakukan proses
penterjemahan code (yang dibuat programmer) ke dalam bahasa mesin. Hasil dari
terjemahan ini adalah bahasa mesin. Pada beberapa compiler, output berupa
bahasa mesin dilaksanakan dengan proses assembler yang berbeda.
A.
Penjelasan perbedaan antara Compiler dengan Interpreter terperinci sebagai berikut
:
1. Jika hendak
menjalankan program hasil kompilasi dapat dilakukan tanpa butuh kode sumber.
Kalau interpreter butuh kode sumber.
2. Jika dengan
kompiler, maka pembuatan kode yang bisa dijalankan mesin dilakukan dalam 2
tahap terpisah, yaitu parsing ( pembuatan kode objek ) dan linking (
penggabungan kode objek dengan library ) . Kalau interpreter tidak ada proses
terpisah.
3. JIka
compiler membutuhkan linker untuk menggabungkan kode objek dengan berbagai
macam library demi menghasilkan suatu kode yang bisa dijalankan oleh mesin.
Kalau interpreter tidak butuh linker untuk menggabungkan kode objek dengan
berbagai macam library.
4. Interpreter
cocok untuk membuat / menguji coba modul ( sub-routine / program-program kecil
). Maka compiler agak repot karena untuk mengubah suatu modul / kode objek
kecil, maka harus dilakukan proses linking / penggabungan kembali semua objek
dengan library yang diperlukan.
5. Pada
kompiler bisa dilakukan optimisasi / peningkatan kualitas kode yang bisa
dijalankan. Ada yang dioptimasi supaya lebih cepat, ada yang supaya lebih
kecil, ada yang dioptimasi untuk sistem dengan banyak processor. Kalau
interpreter susah atau bahkan tidak bisa dioptimasikan.
6. Interpreter
menterjemahkan baris per baris. Sedangkan compiler, menterjemahkan seluruh instruksi
sekaligus. Selanjutnya hasil terjemahan (setelah melalui tahapan lain) bisa
dijalankan secara langsung, tanpa tergantung lagi oleh program sumber atau
compilernya.
7. Pada
interpreter, penyusunan program relatif lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun
masih ada beberapa kesalahan secara kaidah dalam program. Sedangkan pada
compiler, proses pembuatan dan pengujian membutuhkan waktu relatif lebih lama,
sebab ada waktu untuk mengkompilasi (menerjemahkan) dan ada pula waktu untuk
melakukan proses linking. Program akan berhasil dikompilasi hanya jika program
tak mengandung kesalahan secara kaidah sama sekali.
8. Pada
interpreter, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum suatu instruksi
dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat program
dieksekusi, interpreter juga harus selalu berada dalam memori. Jadi memori
selalu digunakan baik untuk program maupun interpreter. Sedangkan pada
compiler, proses eksekusi dapat berjalan dengan cepat, sebab tak ada lagi
proses penerjemahan.
9. Pada
interpreter, kode program tidak dapat dirahasiakan. Sedangkan pada compiler,
kode program bisa dirahasiakan, sebab yang dieksekusi adalah program yang dalam
bentuk kode mesin.
B. Bahasa
pemrograman yang menggunakan compiler dan interpreter
1. Bahasa pemrograman
yang menggunakan compiler
- Visual Basic
- Fortran
- Cobol
- Pascal
- C , dlsb.
2. Bahasa
pemrograman yang menggunakan interpreter :
- PHP
- ASP
- Perl
- Python, dlsb.
Contoh Gambar tahapan Compiler dan
Interpreter :
3.
ASSEMBLER
1.
Element dari Bahasa Pemrograman Assembler
Bahasa
assembly dikategorikan sebagai bahasa tingkat rendah (low level languange). Ini
untuk menggambarkan kekhususannya sebagai bahasa yang berorientasi pada machine
dependent. Untuk membandingkan bahasa mesin dan bahasa assembly, kita dapat
melihatnya dari tiga karakteristik berikut :
A. Mnemonic
operation code. Sebagai pengganti numeric operation code (opcodes) yang
digunakan
pada bahasa mesin, digunakankanlah mnemonic code pada bahasa assembly. Selain
kemudahan dalam penulisannya dibandingkan dari bahasa mesin juga mendukung
pelacakan kesalahan seperti kesalahan penulisan operation code.
B. Symbolic
operand specification. Penamaan simbol diasosiasikan sebagai suatu data
atau instruksi. Operand lebih menunjukkan symbolic reference dibandingkan
dengan alamat mesin suatu data atau instruksi. Hal ini akan mempermudah pada
saat harus dilakukan modifikasi program.
C. Declaration
of data/storage area. Data dapat dinyatakan dalam notasi desimal. Ini
dilakukan untuk mencegah konversi secara manual dari konstanta ke dalam
representasi internal mesin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar