Minggu, 08 Januari 2017

TEKNIK KOMPILASI (MENGENAL TRANSLATOR, COMPILER, INTERPRETER DAN ASSEMBLER)



MENGENAL TRANSLATOR, COMPILER, INTERPRETER
DAN
ASSEMBLER

1. TRANSLATOR
A. Pengertian Translator
  Penterjemah atau translator adalah seseorang atau tim yang bertugas dalam menterjemahkan suatu file, data maupun bahasa kedalam format yang diinginkan klien atau perusahaan dimana dia bekerja. Penerjemah terutama bekerja dengan hal hal bisnis, teknis, hukum dan bahan-bahan tertulis ilmiah termasuk surat-surat, laporan, artikel, buku dll.
Pekerjaan mereka menggabungkan:
  • Membaca & menterjemahkan dokumen
  • Menulis dan mengedit salinan
  • Mempersiapkan ringkasan
  • Konsultasi klien
  • Mengembangkan kontak dan menggunakan program komputer terjemahan

B. Beberapa bisnis yang memerlukan jasa penterjemah / Translator
  • Perusahaan penerjemahan
  • Organisasi komersial dan industri
  • Layanan Sipil
  • Badan-badan internasional

 Banyak penerjemah diri dipekerjakan secara freelance, dibayar per kata sesuai dengan bahasa sehingga pendapatan dapat bergantung pada kecepatan penerjemahan. Perusahaan penerjemahan spesialis dan lembaga biasanya lebih memilih staf yang berpengalaman. Direktori dan daftar anggota yang diterbitkan oleh Institute Ahli Bahasa dan Institut Terjemahan dan Alih dapat memberikan informasi kontak yang berguna untuk jaringan dan aplikasi spekulatif.

C. Kualifikasi dan pelatihan yang dibutuhkan
   Gelar bahasa biasanya persyaratan minimum akademik untuk masuk dalam bidang pekerjaan ini. Untuk lulusan tanpa latar belakang yang relevan, atau untuk lulusan bahasa yang studi tidak termasuk terjemahan, kualifikasi terjemahan pascasarjana diperlukan. Bidang keahlian, seperti pengetahuan ilmiah, teknis atau hukum dapat bermanfaat.

D. Kemampuan yang dibutuhkan translator /penterjemah
  • Kemampuan untuk bekerja dengan tenggat waktu
  • Pengetahuan umum yang baik
  • Fasih dalam bahasa tertentu (khususnya bahasa internasional yaitu bahasa inggris ) baik lisan dan tulisan
  • Kefasihan dalam beberapa bahasa, setidaknya dua bahasa asing
  • Keterampilan IT





2. INTERPRETER  DAN COMPILER
   Interpreter adalah perangkat lunak yang mampu mengeksekusi code program (yang ditulis oleh programmer) lalu menterjemahkannya ke dalam bahasa mesin, sehingga mesin melakukan instruksi yang diminta oleh programmer tersebut. Perintah-perintah yang dibuat oleh programmer tersebut dieksekusi baris demi baris, sambil mengikuti logika yang terdapat di dalam kode tersebut. Proses ini sangat berbeda dengan compiler, dimana pada compiler, hasilnya sudah langsung berupa satu kesatuan perintah dalam bentuk bahasa mesin, dimana proses penterjemahan dilaksanakan sebelum program tersebut dieksekusi.
    Sedangkan Compiler sendiri adalah program sistem yang digunakan sebagai alat bantu dalam pemrogaman.Perangkat lunak yang melakukan proses penterjemahan code (yang dibuat programmer) ke dalam bahasa mesin. Hasil dari terjemahan ini adalah bahasa mesin. Pada beberapa compiler, output berupa bahasa mesin dilaksanakan dengan proses assembler yang berbeda.

A. Penjelasan perbedaan antara Compiler dengan Interpreter terperinci sebagai berikut :
1.     Jika hendak menjalankan program hasil kompilasi dapat dilakukan tanpa butuh kode sumber. Kalau interpreter butuh kode sumber.
2.     Jika dengan kompiler, maka pembuatan kode yang bisa dijalankan mesin dilakukan dalam 2 tahap terpisah, yaitu parsing ( pembuatan kode objek ) dan linking ( penggabungan kode objek dengan library ) . Kalau interpreter tidak ada proses terpisah.
3.     JIka compiler membutuhkan linker untuk menggabungkan kode objek dengan berbagai macam library demi menghasilkan suatu kode yang bisa dijalankan oleh mesin. Kalau interpreter tidak butuh linker untuk menggabungkan kode objek dengan berbagai macam library.
4.     Interpreter cocok untuk membuat / menguji coba modul ( sub-routine / program-program kecil ). Maka compiler agak repot karena untuk mengubah suatu modul / kode objek kecil, maka harus dilakukan proses linking / penggabungan kembali semua objek dengan library yang diperlukan.
5.     Pada kompiler bisa dilakukan optimisasi / peningkatan kualitas kode yang bisa dijalankan. Ada yang dioptimasi supaya lebih cepat, ada yang supaya lebih kecil, ada yang dioptimasi untuk sistem dengan banyak processor. Kalau interpreter susah atau bahkan tidak bisa dioptimasikan.
6.     Interpreter menterjemahkan baris per baris. Sedangkan compiler, menterjemahkan seluruh instruksi sekaligus. Selanjutnya hasil terjemahan (setelah melalui tahapan lain) bisa dijalankan secara langsung, tanpa tergantung lagi oleh program sumber atau compilernya.
7.     Pada interpreter, penyusunan program relatif lebih cepat dan bisa langsung diuji sekalipun masih ada beberapa kesalahan secara kaidah dalam program. Sedangkan pada compiler, proses pembuatan dan pengujian membutuhkan waktu relatif lebih lama, sebab ada waktu untuk mengkompilasi (menerjemahkan) dan ada pula waktu untuk melakukan proses linking. Program akan berhasil dikompilasi hanya jika program tak mengandung kesalahan secara kaidah sama sekali.
8.     Pada interpreter, kecepatannya menjadi lambat sebab sebelum suatu instruksi dijalankan selalu harus diterjemahkan terlebih dahulu. Selain itu, saat program dieksekusi, interpreter juga harus selalu berada dalam memori. Jadi memori selalu digunakan baik untuk program maupun interpreter. Sedangkan pada compiler, proses eksekusi dapat berjalan dengan cepat, sebab tak ada lagi proses penerjemahan.
9.     Pada interpreter, kode program tidak dapat dirahasiakan. Sedangkan pada compiler, kode program bisa dirahasiakan, sebab yang dieksekusi adalah program yang dalam bentuk kode mesin.
B. Bahasa pemrograman yang menggunakan compiler dan interpreter
1. Bahasa pemrograman yang menggunakan compiler
  • Visual Basic
  • Fortran
  • Cobol
  • Pascal
  • C , dlsb.
2. Bahasa pemrograman yang menggunakan interpreter :
  • PHP
  • ASP
  • Perl
  • Python, dlsb.

Contoh Gambar tahapan Compiler dan Interpreter : 




  3. ASSEMBLER
 1. Element dari Bahasa Pemrograman Assembler
    Bahasa assembly dikategorikan sebagai bahasa tingkat rendah (low level languange). Ini untuk menggambarkan kekhususannya sebagai bahasa yang berorientasi pada machine dependent. Untuk membandingkan bahasa mesin dan bahasa assembly, kita dapat melihatnya dari tiga karakteristik berikut :

A. Mnemonic operation code. Sebagai pengganti numeric operation code (opcodes) yang
digunakan pada bahasa mesin, digunakankanlah mnemonic code pada bahasa assembly. Selain kemudahan dalam penulisannya dibandingkan dari bahasa mesin juga mendukung pelacakan kesalahan seperti kesalahan penulisan operation code.

B. Symbolic operand specification. Penamaan simbol diasosiasikan sebagai suatu data atau instruksi. Operand lebih menunjukkan symbolic reference dibandingkan dengan alamat mesin suatu data atau instruksi. Hal ini akan mempermudah pada saat harus dilakukan modifikasi program.

C. Declaration of data/storage area. Data dapat dinyatakan dalam notasi desimal. Ini dilakukan untuk mencegah konversi secara manual dari konstanta ke dalam representasi internal mesin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar